Sumber : Kompasiana
Sebuah keluarga yang bahagia yang terdiri dari seorang Suami yang baik dan bijaksana, Seorang istri yang taat dan sholehah dan 2 orang anak yang masih kecil. Sang suami selalu memanjakan anak dan istrinya dengan perhatian dan kasih sayang. Dia selalu tersenyum dan membuat hati anak dan istrinya bahagia. Begitupun dengan sang istri, dia selalu taat dan patuh pada setiap keinginan dan perintah suaminya. Setiap hari, saat suami hendak pergi mencari nafkah, dia selalu mengantarnya dengan senyum ketulusan dan do’a. begitupun jika suaminya pulang kerja, dia selalu menyambutnya dengan penampilan yang menakjubkan disertai dengan wewangian dan tidak tertinggal sebuah senyuman tulus menyambut kepulangan sang suami.
Air hangat dan hidangan selalu tersedia dikala sang suami pulang. Begitupun dengan kedua anaknya. Mereka selalu menemani sang ibu dan senyuman mereka selalu menghiasi hati ayah dan ibunya. Sang suami pun merasa bersyukur karena telah dikaruniai seorang istri yang sholehah juga buah hati yang selalu membuat hatinya berbunga penuh kebahagiaan.
Namun didalam hatinya, dia mempunyai sebuah ketakutan. Dia amat menyayangi anak dan istrinya dan dia tidak ingin masa lalunya terjadi pada kedua anaknya. Entah masa lalu seperti apa yang selama ini dia sembunyikan dari istrinya. Dia selalu jujur tentang semua hal kepada istrinya kecuali tentang masa lalunya yang dia tidak ingin siapapun tahu akan hal itu. Namun dia sadar, bahwa Allah Maha Tahu.
Kemudian Pada suatu malam saat dia bangun malam untuk shalat tahajud dia meratapi semua kesalahan dan kelalaiannya di masa silam. Saat itu, istrinya terbangun. Melihat suaminya yang tidak ada di tempat tidur dia pun merasa heran karena biasanya suaminya selalu membangunkannya jika mau shalat tahajud. sang istri pun bangun dan keluar kamar, saat itu dia melihat lampu kamar musholla menyala dan dia pun segera menghampirinya.Ketika dia tiba di pintu musholla yang sedikit terbuka, dia melihat suaminya sedang menangis di atas sajadahnya dan kemudian terucaplah sebuah do’a dari mulut suaminya.
“Ya Allah Ya Rabb… Sejujurnya hamba sangat malu pada Mu. Karunia Mu teramat besar namun rasa syukur dan penghambaan ku tidak pernah sebanding dengan apa yang telah Kau Berikan pada ku. Meskipun hamba teramat hina dan tidak pantas memiohon pada Mu, namun Hamba tidak punya tempat lain untuk mengadu dan memohon pertolongan selain pada Mu.
Ya Allah.. Ampuni dosa-dosa ku dimasa lalu, Ampuni Dosa anak dan istri ku.. ayah ibu ku dan semua orang-orang yang kusayangi. Jika hamba terlampau hina untuk memintanya dan andai kata Kau tidak sudi mengabulkannya. Berikan semua amal kebaikan hamba pada mereka.. Ya Allah yang maha pemurah.. Jika itu belum cukup, Biarkan hamba yang menanggung semua dosa mereka, asalkan mereka bahagia.
Ya Allah.. jika saat ini Kau berkenan mengabulkan do’a hamba dan mungkin suatu saat nanti hamba akan tinggal ditempat yang nista (neraka) Hamba mohon kabulkan 3 permohonan terakhir hamba.
1. Hamba mohon agar engkau sudi menemui hamba Mu yang hina ini.. meskipun begitu, hamba ingin Kau tahu bahwa hamba yang nista ini amat mencintai Mu.
2. Perkenankan hamba bertemu dengan kekasih Mu (Nabi Muhammad SAW) Meskipun hamba teramat malu dan tidak akan punya keberanian untuk menatapnya, izinkan hamba untuk bisa melihatnya. Izinkan hamba untuk bisa memandang wajah orang yang Kau cintai walaupun sesaat. Meskipun hamba adalah umatnya yang penuh noda, namun.. Hamba mencintainya dan teramat rindu padanya.
3. Saat kelak hamba berada di tempat yang nista, Hamba mohon izinkan hamba agar bisa melihat orang-orang yang hamba sayangi bahagia di tempat yang mulia.. itu saja sudah cukup ya Rabb… Hamba sudah cukup merasa bahagia melebihi apapun..
Ampuni Anak Istri hamba, Orang tua dan kerabat hamba, guru-guru hamba, saudara-saudara hamba, semua umat muslim di dunia, bahkan ampuni juga musuh-musuh hamba dan berikan mereka petunjuk ya Rabb..
Sekali lagi terima kasih Ya Allah.. Engkau adalah tempat berteduh, hamba benar-benar merasa nyaman saat mengadu pada Mu.. Terima kasih Engkau selalu menemani hamba.. Sampaikan salam hamba pada Kekasih Mu.. Walhamdulillahi Rabbil Aalamiin….!”
Setelah sang istri mendengar do’a yang terucap dari mulut suaminya, ia pun bergegas mengambil air wudlu dan shalat tahajud. setelah itu dia berdo’a..
Ya Allah.. Terima kasih.. Kau telah Karuniakan aku suami yang amat menyayangiku. Aku sungguh bahagia Ya Allah.. namun kebahagiaan ini tak sempurna tanpa dirinya. Ampuni Suami ku Ya Allah, selamatkan dia, Biarkan hamba yang menggantikannya….
Sang istri berdo’a untuk menggantikan suaminya dan mengajukan 3 permintaan yang sama seperti suaminya.
Di lain tempat saat sang ibu sedang berdo’a, anaknya yang paling kecil ( 5th ) pergi menuju kamar ibunya karena ingin di antar kekamar kecil. Saat dia sampai di pintu kamar ibunya, dia pun mendengar do’a sang ibu. dia menangis terharu dan bergegas kembali ke kamarnya. sambil menangis dia berdo’a hal yang sama. Dia bersyukur memiliki seorang ibu yang baik dan ayah yang begitu menyayanginya. dia juga mengajukan 3 hal yang sama seperti ayah dan ibunya.
Di saat itu sang kakak (7th) berjalan menuju kamar setelah dia sholat tahajud (dia sudah terbiasa bangun malam karena didikan ayah dan ibunya). Saat hendak masuk dia melihat dan mendengar apa yang dikatakan sang adik dalam tangisnya.
Mendengar hal itu dia kembali ke ruangan kosong tempat dia shalat dan berdo’a hal yang sama.. Dia amat menyayangi ayah dan ibu serta adiknya. dia terharu dengan sang adik yang usianya masih dini namun sudah memiliki kemauan dan keikhlasan untuk kedua orang tuanya dan dirinya. Lagi-lagi dia mengajukan 3 permohonan terakhir yang sama…
Subhanallah… Sahabat.. Andai kata itu adalah suami kita, istri kita, anak kita dan itu adalah keluarga kita.. Sungguh beruntung dan bahagianya….
Rabbana hablana min azwaajinaa wadhurriyaatinaa qurrota a’yun, waj’alnaa lilmuttaqiina imaamaa…
Semoga bermanfaat ^_^